Untuk Mereka Yang Mencari Kebenaran dan Kehidupan yang Dinamik

 

Kristus Adalah Pemenang

                                                               

Juli/Agustus 2013                                      [Untuk Kalangan Sendiri]                            Volume 26, Nomor 4

 

 

Tuhan Menyelamatkan Kita Daripada Penindasan

 

“Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Tuhanmu, Rajamu, yang menciptakan Israel. Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut ­dan melalui air yang hebat. (Yesaya 43:15,16)

 

Beginilah cara Tuhan mendeskripsikan diri-Nya. Menjadi penebus bagi orang-orang Israel, Tuhan mempunyai jalan untuk mereka melalui laut. Dia menunjukkan bahwa Firaun bukan lagi raja mereka. Ketika Firaun menjadi raja mereka, mereka harus menanggung beban yang besar. Mereka berada di bawah tuan-tuan yang memberikan tugas-tugas yang keras. Mereka ingin penyelamatan.

 

Iblis mengetahui area-area di mana dia bisa menindas kita dengan penderitaan yang semaksimal mungkin. Dia tidak biasanya mengakibatkan penderitaan yang mudah ditoleransi. Dia menciptakan penderitaan dan tindasan di area, di mana kamu merasa sangat sakit sehingga mengakibatkan kerugian dan kerusakan yang besar.

 

Siapakah seorang penebus? Seseorang yang menyelamatkan kamu di area di mana kamu adalah seorang tawanan. Pikiran-pikiran tertentu sangat kuat. Oh, kamu menempatkan mereka di luar dari pikiranmu tetapi mereka datang kembali. Mereka memburu kamu. Mereka terus mengejar kamu. Kamu tidak dapat melarikan diri dari mereka. Kamu mungkin melewati lautan tetapi pikiran-pikiran kamu masih berada di sana. Iblis menindas banyak orang dengan pikiran-pikiran yang salah. Mereka dilemahkan. Jadi tidak ada masa istirahat untuk mereka. Itu bukan kerja Tuhan. Pikiran Tuhan adalah memperkuat, memuliakan dan membebaskan.

 

Seringkali kita tidak dapat melihat perbedaan antara pikiran-pikiran kita dan pikiran-pikiran Tuhan, dikarenakan oleh roh jahat. Oleh sebab itu mengapa Alkitab bersabda, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” (Amsal 14:12) Kamu berkata, “Pikiran saya adalah benar!” “Rencana saya adalah benar!” “Jalan-jalan saya adalan benar!” Tidak! Tidak! Kamu harus tahu bagaimana untuk pergi kepada Tuhan, yang menyelidiki hati kamu, dan menguji hati kamu, untuk mengetahui apakah ini adalah roh jahat atau roh Tuhan. Roh jahat ini bisa jadi adalah roh yang sangat kuat. Ia dapat merundung seluruh keluarga. Ia kelihatannya merundung bapak, ibu, putra-putra dan putri-putri. Ia membuatnya mustahil untuk melihat apa yang benar dan apa yang salah. Roh jahat selalu ditemukan di mana ada keberhalaan. Roh jahat ini juga ditemukan di mana umat-umat Kristen menjadikan sesuatu berhala. Saya dapat mendeteksi roh ini dengan sangat baik.

 

Firman Tuhan bersabda kepada kita bahwa Tuhan menyelamatkan mereka dari segala penindasan mereka. Tetapi sifat menggerutu mereka masih berlangsung selama empat puluh tahun. Tersisa di Israel roh ketidakpercayaan walaupun ada keajaiban sehari-hari selama empat puluh tahun lamanya.

 

Tetapi Tuhan mencoba membuka jalan untuk mereka. Dari awal, ada jalan di padang gurun. Ketika mereka keluar dari Mesir, mereka tiba di laut. Ketika kamu tiba di hutan, kamu bertanya seseorang, “Apakah ada jalan melalui ini?” Tetapi ketika kamu berdiri di tepi lautan yang luas, kamu tidak pernah bertanya pertanyaan seperti itu. Tetapi Tuhan bersabda, “Akulah Tuhan, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat.” Ketika kamu melihat air yang hebat di hadapan kamu, kamu biasanya menjadi ketakutan. Saya tidak berpikir di dalam kehidupan Kekristenan, pernah ada seorang, yang tidak menghadapi air yang hebat sama sekali.

 

Saya melihat kepada-Nya yang dengan sendiri dapat membuat jalan ini. Kepada kebanyakan dari kamu di dalam kehidupan pribadi kamu mungkin ada hasrat untuk pengudusan. Tetapi entah bagaimana, ia tergelincir. Entah bagaimana kamu sepertinya gagal. Pikirian-pikiran jahat masih tetap ada. Kemarahan, hasrat jahat dan iri hati, kebencian atau nafsu birahi tersembunyi di suatu tempat di dalam hati. Air yang hebat berada dihadapan kamu. Tetapi apa yang Tuhan katakan kepadamu? “Akulah Tuhan, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat.” Mungkin, kamu sedang berputus asa akan kondisi kamu. Tidak, air hebat ini akan terbelah oleh suatu jalan kemenangan yang jelas.

 

-- Joshua Daniel

 

Uji Realitas

 

Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.

-- Wahyu 1:7

 

 

Noda Dosa

 

‘Saya tidak pernah perduli tentang anda.’ Jim dengan tidak berperasaan melanjutkan, ‘Saya hanya menggunakan anda selama ini.’ Kemarahan meluap ketika Marvyn King mendengar kata-kata teman sekamarnya. Segala pengendalian diri hilang, dia mengayunkan pisau dapur dan dengan kejam menikam Jim sampai mati. Lalu dihantui perasaan stress yang mendalam, dan Marvyn menelepon polisi untuk melaporkan tentang kejahatannya, tubuh Jim berada pada lututnya. Dia divonis pembunuh tingkat dua dan dijatuhkan hukuman penjara selama tujuh setengah tahun sampai lima belas tahun.

 

Marvyn King lahir di Carolina utara kepada seorang ibu yang terlalu miskin untuk membesarkan dia dan tanpa dukungan seorang ayah. Itu memulai kehidupannya, bagaimanapun, itu tidak menghentikan Marvyn dari menjadi seorang pemuda yang berbakat dalam music dan sastra. Setelah lulus kuliah dari Perguruan Tinggi Montreat-Anderson, dia pindah ke Detroit- tetapi masalah-masalah berdatangan.

 

Masalah itu datang ketika Marvyn berteman dengan Jim, seorang pecandu heroin dan anak dari seorang pengacara General Motors. Ketika Jim pindah masuk, dia mulai memainkan emosi Marvyn dan meminjam uang yang jarang dikembalikan. Pada musim semi tahun 1976, Marvyn meminjamkan dia uang yang banyak sebesar 2000 dollar. Ini, Jim mengatakan, diperlukan untuk perjalanannya ke Belanda di mana dia akan bertemu dengan tunangan Belanda dia. Itu adalah kebohongan sama sekali, karena ketika Marvyn melihat dia di jalan beberapa minggu kemudian, dia tahu bahwa dia telah ditipu. Perdebatan yang sengit terjadi – dan diikuti dengan pembunuhan Jim yang ganas.

 

Ketika pengkhotbah Kristen yang terkenal, Billy Graham, datang ke Detroit, istrinya Ruth—seorang mantan guru sekolah minggu Marvyn—mengunjungi Marvyn. Di kamar pengunjung, Ruth memberikan Marvyn sebuah pelukan penuh kasih saying. ‘Kamu salah,’ dia memberitahukan Marvyn, ‘Tetapi kamu masih mempunyai kesempatan. Tuhan akan mengampuni kamu. Kamu dapat menjadi seorang saksi.’

 

Marvyn memberitahukan Ruth, ‘Saya telah hidup dengan tidak patuh. Tetapi saya sudah benar-benar bertobat. Dan walaupun saya tidak dapat membatalkan perbuatan mengerikan ini, saya bersyukur saya dapat paling tidak membayar hutang saya kepada masyarakat. Saya dapat menerima pengampunan Tuhan tetapi sulit untuk mengampuni diri saya sendiri.’

 

‘Tidak ada yang tidak dapat Tuhan ampuni kecuali bagi penolakan akan Kristus,’ Ruth menjawab. ‘Tidak perduli betapa hitam dosa itu, betapa menyeramkan dosa itu, jika kita mengakuinya kepada Tuhan dalam pertobatan dan iman yang tulus, Dia akan mengampuni. Dia akan menerima dan mengampuni. Marvin, mari saya beritahu anda sebuah cerita:

 

‘Beberapa nelayan di dataran tinggi Skotlandia pulang ke penginapan untuk minum teh. Ketika seorang pelayang sedang melayani mereka, salah satu dari mereka menceritakan hasil penangkapan hari itu dalam gaya khas nelayan, dan tangan kanannya menyenggol secangkir teh. Isinya memercik ke seluruh dinding berkapur putih, dan noda warna coklat muncul. “Saya benar-benar minta maaf,” nelayan itu meminta maaf berulang-ulang.

 

“Tidak apa-apa,” jawab seorang pria yang berdiri dari sebuah meja di dekatnya. Menarik keluar sebatang krayon dari sakunya, dia mulai menggambar di sekitar noda teh itu, dan di sana muncul sebuah rusa jantan yang besar dengan tanduknya yang bercabang. Pelukis itu adalah Sir Edward Landseer, pelukis hewan asal Inggris yang terkemuka.

 

‘Jika seorang pelukis dapat melakukan itu dengan noda jelek warna coklat, apa yang dapat Tuhan lakukan terhadap noda-noda dan kesalahan-kelasahan saya jika saya memberikan mereka semua kepada Dia?’

 

Tuhan menggunakan kata-kata dan contoh dari Ruth yang penuh kasih sayang untuk menarik Marvyn keluar dari lubang keputusasaan, perasaan bersalah dan pikiran untuk bunuh diri di mana Marvyn telah tenggelam ke dalamnya. Lima tahun kemudian dia diberikan pembebasan dengan syarat.

 

-- Lihat Vance Christie, Timeless Stories (Christian Focus Publications)

 

 

Mengarahkan Diri Kepada Kesempurnaan

 

‘Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.’ (Rasul Paulus, Filipi 3:13)

 

Rasul Paulus adalah seseorang yang berpikiran positif. Iman yang kuat dalam Yesus membuat kita selalu memandang ke depan. Tidak ada mentalitas kekalahan dalam Rasul Paulus. Dia merasa, ‘Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.’ (Filipi 4:13). Kita mesti pada suatu hari memperoleh kesadaran hebat ini. Doa bibir kita mesti menjadi doa hati kita. Ini berdua mesti menjadi satu. Ketika ini berdua bekerja bersama, tidak akan ada keraguan dalam kita tentang jawaban Tuhan. Orang seperti ini akan menjadi orang yang matang dalam iman. Kita mesti berhati-hati untuk tidak berbicara kata-kata yang tidak tulus untuk menyenangkan orang atau untuk memperoleh hal-hal ini yang telah kita tinggalkan. Ini akan menjadi suatu langkah ke belakang, suatu kemunduran.

 

Setelah kita dengan rendah hati mengakui dosa-dosa kita dan sudah diampuni, kita tidak perlu berpikir tentang mereka dan menjadi patah semangat. Mereka tidak boleh mencegah kita dari menggapai hal-hal di hadapan kita. Mereka yang lari di perlombaan seratus meter tidak melihat ke belakang. Mereka tidak bisa menang jika mereka melakukan itu. Iblis ingin kita melakukan itu. Ketika seseorang telah melakukan hal jahat terhadap kita, kita tidak perlu memikirkan tentang itu. Secepat mungkin kita mesti memaafkan dan melupakannya. Kejahatan tidak akan pernah sukses. Kita sering berpikir ia akan, dan mencoba untuk melindungi diri kita sendiri akannya atau melawannya. Kejahatan adalah kekuatan yang telah dikalahkan.

 

Tidak ada tempat untuk kejahatan dalam filosofi kehidupan seorang Kristen. Kita tidak boleh sama sekali melakukan kejahatan. Yesus berkata, ‘Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.’ (Matius 5:39). Jangan mengakui kejahatan sebagai kekuatan untuk melawannya. Kejahatan bukanlah sebuah kekuatan. Di dalam kehidupan Yusuf dan Daniel dalam Perjanjian Lama tidak ada pikiran negatif. Hanya ada kehidupan penuh dengan kemenangan yang luar biasa karena mereka tidak menolak kejahatan. Yusuf tidak merenung atas kejahatan yang telah dilakukan terhadapnya. Daniel tidak pernah merenung atas kejahatan yang dilakukan terhadapnya. Dia bahkan tidak perduli untuk melindungi diri dia sendiri melainkan membiarkan Tuhan yang membuktikan bahwa dia benar. Diberkatilah orang yang dapat memaafkan. Memaafkan, kamu harus maju ke depan.

 

Orang yang percaya pada Firman Tuhan mesti percaya bahwa Tuhan selalu berpikir tentang dia. Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Jangan mengakuinya sebagai sebuah kekuatan. Apabila kamu melawannya, ia mendapat kekuatan. Paulus tidak memikirkan tentang hinaan dan luka-luka yang dia terima. Jika kita merenungkan tentang kejahatan yang telah dilakukan kepada kita, ia akan bertumbuh ke dalam jiwa kita. Ingatan-ingatan itu akan menjadi bisul di dalam jiwa kita dan membuat kita menjadi rendah di dalam kehidupan kerohanian kita. Ketika kita belajar untuk memaafkan, kita menumbuhkan kasih karunia yang baru dan kekuatan yang baru dan iman yang baru.

 

Yesus berkata, ‘Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.’ (Markus 11:25) Ketika kamu bersujud untuk berdoa, pertama-tama doakan untuk musuh-musuhmu. Ini adalah satu-satunya cara, kalo tidak kamu akan jatuh sampai iblis menguasai kamu sepenuhnya. Pikirkan tentang Tuhan yang maha pengasih yang ingin mengangkat kamu. Dia tidak tidur. Kristus telah menaklukkan kejahatan. Jangan mengakui kejahatan sebagai sebuah kekuatan.  Kasih, kesetiaan dan kesucian: hal-hal ini akan kekal. Kebencian, kemarahan, dan kejahatan akan binasa. Mereka merusak orang-orang yang mempunyainya. Mereka menghancurkan kepribadian kamu. Kamu harus melawan pertempuran yang besar terhadap pikiran-pikiran negatif.

 

Tuhan Yang Maha Kuasa mempunyai hal-hal yang luar biasa untuk kamu. Jangan berpikir tentang hal-hal yang lebih rendah. Ketika Tuhan menyediakan sebuah istana untukmu, mengapa kamu marah terhadap mereka yang menolak kamu di gubuk? Maafkan mereka yang telah berlaku secara negatif. Pikirkan tentang Tuhan yang mempunyai berkat yang indah dan tempat yang indah bagi kamu.

 

‘‘Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, ... Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu di sorga adalah sempurna.’ (Matius 5:39, 48). Ini adalah pernyataan-pernyataan dari Tuhan kita yang telah memenangkan pertempuran itu. Ketika kita mencoba untuk menjadi sempurna seperti Bapa kita di sorga, sifat disekitar kita akan bekerja sama dengan kita. Mari jangan kita buat banyak musuh di pikiran sedangkan Tuhan yang maha kuasa telah bersedia memberikan kita segala hal. Saya pernah melihat orang yang turun dan jatuh di dalam kehidupan kerohanian mereka dan menjadi jahat karena memikirkan kejahatan yang telah dilakukan terhadap mereka. Jangan melihat ke belakang. Kamu mesti merasa, ‘Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.’

 

-- N. Daniel

 

 

Salib Yang Berubah

 

Ketika di atas bumi, Yesus berkata: ‘Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”.’ (Lukas 9:23) Sebuah puisi yang indah menceritakan sebuah cerita tentang seseorang yang telah memikul salib – ujian-ujian percobaan akan kesetiaan dan kasih – tetapi menjadi lelah dengan ‘konflik dan pertentangan, dan kehidupan yang memerlukan disiplin.’

 

Pemikul Salib ini mulai meragukan kemampuan dia untuk bertahan, dan berkhayal bahwa beban orang lain lebih ringan untuk dipikul. Namun ketika sedang tidur, Dia muncul dan berkata, ‘Ikut Aku! Akulah Jalan.’ Dia menunjukkan padanya banyak salib dalam bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, yang diantaranya sebuah salib kecil yang indah dengan perhiasan emas menarik perhatian dia. ‘Ah! ini,’ dia berpikir, ‘saya dapat dengan nyaman memakainya, karena ia akan menjadi salib yang mudah untuk dipikul’. Namun berat perhiasan itu tidak dapat ditoleransikan. Salib berikutnya yang dia coba didekorasi dengan bunga-bunga yang indah—tetapi dibawahnya adalah duri-duri. Tidak ada salib yang sesuai dengan kebutuhannya. Menangis dia membentangkan setiap beban yang berat, di mana Pembimbing dia dengan lembut berkata, “Tidak ada salib, Tidak ada mahkota!’

 

Akhirnya, dia menatap pada Dia yang membimbingnya. ‘Jangan takut,’ Dia berkata, ‘tetapi percaya kepada Aku—Kasih Aku yang sempurna akan dicurahkan kepada kamu sekarang.’ Pada saat itu, dia mengambil sebuah salib yang sederhana yang terukir dengan kata-kata kasih. Terang surgawi bersandar padanya; sebagaimana dia membungkuk untuk menyangga bebannya, dia mengenal salib tua dia sendiri lagi. Oleh sebab itu, dia memutuskan, ‘keinginan dia sendiri seharusnya, Dia yang paling mengenal saya yang harus memilihkannya untuk saya’.

 

‘Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”.’ – Yesus

 

 

 

Memberikan Apa Yang Tidak Dapat Kamu Pertahankan

 

‘Dia bukanlah orang bodoh yang memberikan apa yang tidak dapat dia pertahankan untuk memperoleh apa yang tidak dapat dia kehilangan.’ Demikian ditulis oleh seorang siswa muda kampus pada tahun 1949 yang bernama Jim Elliot. Ketika berada dalam perjalanan untuk menyebarkan Injil sekitar tujuh tahun kemudian, Jim kehilangan hidupnya di atas bumi—‘apa yang tidak dapat dia pertahankan’—untuk memperoleh sebuah rumah di Sorga—‘apa yang tidak dapat dia kehilangan’.

 

Hati untuk Yesus

Suatu senja pada waktu berumur sekita enam tahun, Jim memberitahukan ibunya pada perjalanannya pulang ke rumah dari sebuah pertemuan Kristen,’ Sekarang, mama, Tuhan Yesus dapat datang kapan saja dia mau. Dia dapat membawa seluruh keluarga kita, karena saya selamat sekarang, dan Janie,’ dia berkata, merujuk pada adik perempuannya, ‘masih terlalu muda untuk mengetahui tentang Dia.’ Lahir pada tahun 1927 kepada sebuah keluarga Kristen di Portland, Oregon, Jim membuat sebuah keputusan yang dini untuk mengikuti Kristus dan mulai ‘berkhotbah’ kepada teman-teman mudanya dari ayunan di lapangan rumput.

 

Seraya dia bertumbuh, Jim mencari untuk memuliakan Yesus dalam kehidupan sehari-hari dia. Suatu ketika ketika sedang makan siang di kantin sekolahnya, presiden lembaga siswa yang setinggi 190cm menghampiri meja Jim. Dia menjual tiket untuk acara menari para murid yang akan datang dan sangat menginginkan Jim – seorang murid yang berpengaruh—untuk membelinya. Presiden itu mengakhiri debatannya dengan berkata, ‘Jim, kamu berada dalam lembaga siswa ini seperti saya, dan harus mendukungnya. ‘Jawaban Jim berani dan terus terang: ‘Ya,’ kata Jim, ‘Saya berada dalam lembaga siswa ini tetapi bukan dalam cara seperti kamu. Saya adalah seorang Kristen dan Alkitab bersabda bahwa saya berada dalam dunia ini tetapi bukan dari dunia ini. Maka itu saya tidak akan pergi ke acara menari itu.’

 

Setelah tamat sekolah, Jim kuliah di Illinois di mana dia mencari untuk mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati. Menulis surat ke rumah pada bulan Februari 1947, dia mendeskripsikan bahwa dia telah mulai berdoa dengan beberapa teman serumahnya di ‘tempat tinggal mereka’. ‘Masa-masa seperti itu kami punyai! Buah pertama dari Kemuliaan itu sendiri,’ dia menulis, dan segera setelah kami menghadapi suatu hal yang mempunyai kebutuhan yang dapat Tuhan isi, kami bersujud dan memberitahu Dia tentangnya. Ada saat-saat di mana saya ingat tentang kampus ketika semua filosofi telah menyelinap keluar dari pintu ingatan belakang. Tuhan masih berada pada tahkta-Nya, kita masih berada pada tumpuan kaki Dia, dan hanya selutut jaraknya!’ Untuk gelar yang Jim cari, adalah A.U.G, ‘approved unto God (disetujui oleh Tuhan).’

 

Hati untuk Misi

Selama dua tahun pertama masa-masa di kampus, Jim menjadi sadar akan keterlibatan pribadi atas perintah Yesus untuk pergi dan memberitakan Injil. Dia mencatat statistik seperti berikut ini: ‘Terdapat satu misionaris Kristen untuk setiap 50.000 orang di tanah asing, sedangkan di Amerika Serikat terdapat satu misionaris di antara 500 orang. Perintah Yesus dan kenyataan demikian bergabung memberikan kesan pada Jim. Jika dia tetap tinggal di Amerika Serikat, dia perlu membuktikan bahwa keputusan seperti itu benar. Pada tahun 1952, Jim pergi ke Ekuador berniat untuk membantu menyebarkan kabar gembira tentang Yesus.

 

Pada ulang tahunnya yang ke dua-puluh-enam, Jim akhirnya menikahi Elisabeth Howard di Quito setelah bertahun-tahun berkorespondensi dan kesediaan untuk tetap membujang sesuai dengan kehendak Tuhan. ‘Tidak ada yang memperingati orang-orang muda untuk mengikuti contoh Adam,’ pernah sekali dia tulis kepada orang tuanya, ‘Dia menunggu sampai Tuhan melihat kebutuhannya. Kemudian Tuhan membuat Adam tidur, mempersiapkan pasangannya, dan membawakannya kepada Adam. Kita memerlukan lebih banyak ini “tidur” dalam kehendak Tuhan. Lalu kita bisa menerima apa yang Dia bawakan kepada kita dalam waktu-Nya sendiri, jika Dia menghendaki. Sebaliknya kita cenderung seperti pemburu-darah akan pasangan hidup’.

 

Jim dan Elisabeth akhirnya menjadikan Shandia sebagai dasar rumah mereka di hutan hujan bagian timur, mencoba untuk menjangkau orang-orang India di kehutanan demi Kristus. Di samping pertemuan-pertemuan lainnya, sekelompok kecil umat-umat Kristen yang telah dibaptis mulai berkumpul khusunya di sebuah ruang sekolah dari dinding bambu dan bangku tanpa sandaran untuk ‘memecahkan roti’, membagi roti dan anggur sebagai peringatan atas tubuh Kristus yang hancur dan cucuran darah pada Salib. Mereka mulai mengerti arti dari ibadah, semata-mata dan dengan tulus menyembahkan kasih dari hati mereka untuk Tuhan. Seringkali mereka mengakhiri pertemuan itu dengan menyanyikan ‘kirikgunaga, kushiyanguichi—Cristo shamunmi!’ (Bersuka-citalah, umat-umat beriman Kristen – Kristus akan datang!’)

 

Segera beberapa orang-orang muda India mengambil alih tugas pelayanan Minggu pagi, menunjukkan bahwa Firman Tuhan adalah ramalan Tuhan – tidak perduli siapapun yang memberitakannya.

 

Pernah menyadarai atas jiwa-jiwa yang belum selamat, Jim telah berharap beberapa tahun sebelumnya untuk umat Kristen bekerja di antara suku bangsa yang bernama Aucas: mereka tidak pernah mendengar tentang Yesus, satu-satunya kontak mereka dengan orang putih telah dibunuh, dan mereka ditakuti oleh orang-orang India lainnya. Lalu suatu hari di bulan September 1955, ada informasi bahwa seorang teman misionaris (Ed) dan pilot misionaris (Nate) telah melihat rumah-rumah Auca dalam penerbangan yang pendek dari Arajuno. Jim nekat untuk menjangkau orang-orang kejam ini dengan berita tentang Kristus.

 

Setelah membuat hubungan yang ramah dari pesawat terbang untuk kedua kalinya, Jim mencatat di buku diarinya, ‘Tuhan, kirim saya segera ke Aucas.’ Tuhan mengabulkan keinginan itu di mana akhirnya Jim menjabat tangan seorang laki-laki Auca pada awal Januari 1956 – tetapi dua hari kemudian, dia dan empat orang temannya dibunuh. Meskipun Elisabeth kemudian melayani di antara suku bangsa ini, bagi Jim, suatu doa yang sebelumnya pernah dia tulis terjawab: ‘Tuhan, saya berdoa, hidupkan batang yang tidak aktif dari kehidupan saya dan semoga saya terbakar sepenuhnya untuk Engkau. Musnahkan hidup saya, Tuhan-Ku, karena ia milik Engkau. Saya tidak mencari hidup yang lama tetapi yang berarti, seperti Engkau, Tuhan Yesus.’  

 

-- Lihat Elisabeth Elliot, Shadow of the Almighty

 

Laporan berkala ini dicetak enam kali dalam setahun oleh the Laymen’s Evangelical Fellowship International. Ia dicetak dan didistribusikan di Amerika, Inggris, Jerman, Singapore, Canada, dan Australia dan disokong oleh hadiah-hadiah pemberian sukarelawan dari kalangan orang-orang muda. Untuk mendapat langganan gratis atau untuk pertanyaan-pertanyaan lainnya, silahkan hubungi alamat-alamat dibawah ini. Fellowship ini adalah sebuah misionaris antar sekte dan kelompok berdoa yang bekerja untuk kebangkitan di dalam gereja-gereja dan di antara murid-murid di dalam beberapa Negara. Kami mengundang setiap orang awam untuk menjadi sekutu Tuhan dalam mengubah sudut dunianya. Kami melatih umat-umat dalam kerja pengabaran Injil dan menjadi penyokong misionaris itu sendiri.

 

INDONESIA : e-mail : civindonesia@gmail.com

SINGAPURA : P.O. Box 320, PSA Building Post Office, Singapore 911141. Tel : (65) 63562724 (Sam), 65709244 (Enoch), email: vsamuel1977@gmail.com

MALAYSIA : P.O.Box 236, Jalan Kelang Lama, 58700 Kuala Lumpur, West Malaysia. Tel : (60) 12 3968978 (James / Amber), email: bebooks@tm.net.my

PENANG : 23, Jalan Tempua, Taman Golden Jade, 14300 Nibong Tebal, Seberang Prai Selatan, Pulau Pinang, West Malaysia. Tel : (60) 19 4493115 (Ong)

AMERIKA : P.O. Box 14, South Lyon, Michigan 48178. Tel : (248) 446 3080

CANADA : P.O. Box 31002, Windsor, Ontario N9G 2Y2. Tel : (519) 966 4603

AUSTRALIA : P.O. Box 24, Tuart Hill, Perth, West Australia 6939. Tel : (61) 9 345 3739

INGGRIS: P.O. Box 737 London SW2 4XT, Tel : (020) 867 76909

IRLANDIA: P.O. Box 18 Cavan Co. Cavan

INDIA: 9B Nungambakkam High Rd. Chennai 600034, Tel : (91) 44 2827 2393

INTERNET: http://lefi.org

EMAIL: post@lefi.org

 

 

SILAHKAN BAGIKAN INI KEPADA TEMAN