Untuk Mereka Yang Mencari Kebenaran dan Kehidupan yang Dinamik

 

Kristus Adalah Pemenang

                                                               

Nov/Des 2012                                   [Untuk Kalangan Sendiri]                            Volume 25, Nomor 6

 

 

Hari Natal – Kelahiran Yesus Kristus

 

Kita harus mempersiapkan hati kita untuk Hari Natal dan menyelaraskan hati kita kepada peribadahan hati.

 

“Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri.” (Matius 1:18).  Di sini kita melihat pengenalan kepada kisah Natal. Pasal pertama dari Matius memfokuskan perhatian pada Yusuf meskipun Maria juga disebut. Kita melihat persiapan Yusuf dan perkembangannya ke tingkat rohani yang luar biasa.

 

Yusuf adalah seorang yang beriman yang hatinya dipersiapkan untuk wahyu yang luar biasa. Saya tidak tahu berapa lama Tuhan mempersiapkan dia. Kita tidak banyak membaca di Alkitab tentang persiapan awal Yusuf. Tetapi saya kagum pada orang muda ini. Dia mengalami keterkejutan mental yang luar biasa ketika dia mengetahui bahwa tunangannya sedang mengandung seorang bayi.

 

Kita melihat dalam Yusuf sebuah karakter yang indah. Dia sungguh kebingungan. Dia bisa saja berkata kepada dirinya sendiri: “Apa yang harus saya perbuat? Malapetaka besar telah menyusul saya. Baiklah, saya akan membatalkan pertunangan saya; saya akan meninggalkannya.” Tetapi dia mempunyai kemampuan untuk menerima wahyu Tuhan.

 

Di masa kini dunia penuh dengan kecurigaan. Bahkan pria dan wanita yang terikat perkawinan penuh dengan kecurigaan. Hati penuh dengan kecurigaan – ini adalah sifat khas kebanyakan orang-orang muda sekarang ini. Mereka memulai dengan kehidupan yang kotor dan ini menuntun kepada pemikiran yang dihantui oleh kecurigaan setelah perkawinan. Mereka membimbing pikiran mereka sesuai dengan film-film dan perselingkuhan seks-nya. Oleh sebab itu, tidak ada suka cita di dalam kehidupan perkawinan mereka.

 

Tetapi Yusuf mempunyai kemampuan untuk berselaras dengan Surga. Dia dapat mendengarkan Tuhan. Bagaimanapun, itu adalah keagamaan – mendengarkan Tuhan. Sebagian sedang sibuk latihan paduan suara mereka untuk Hari Natal dan tertawa ria dengan teman-teman mereka di mana mereka tidak mempunyai waktu untuk Tuhan. Saya tidak berkata bahwa kamu tidak boleh latihan. Kamu harus memuji Tuhan dalam irama dan keharmonisan yang sempurna. Jika kamu memiliki suara yang sumbang, mohon pada Tuhan untuk menjamah suaramu. Tetapi jangan lupa bahwa hal pertama yang diperlukan adalah mendengarkan Tuhan. Banyak yang tidak memiliki kemampuan ini sama sekali. Sehingga Hari Natal mereka terbatasi pada perut bagian bawah–kesenangan yang berhubungan dengan makanan enak saja. Mereka tidak selaras dengan Tuhan.

 

Kita semua akan mengalami kebingungan dan situasi yang sulit. Seringkali saya harus mengharapkan Tuhan untuk petunjuk. Kadang-kadang memerlukan masa doa yang lama sebelum saya mendapat petunjuk. Tetapi itu bukanlah cara yang ideal. Kita harus menjadi sangat dekat dengan Tuhan agar mendapat petunjuk yang berketerusan. Sehingga tidak ada yang sia-sia dalam hidup kita.

 

Jika ayahmu adalah seorang yang beriman dan jika kamu sendiri tidak mempunyai petunjuk dari Tuhan, serahkan dirimu kepada petunjuk ayahmu. Para orang tua harus mengetahui bahwa ia adalah suatu tanggung jawab yang besar untuk membimbing anak-anak mereka.

 

Kita harus ingat bahwa sangat sering kita salah menilai orang lain. Yusuf salah menilai anak dara pilihan Tuhan, Maria. Dia mengevaluasi kelahiran teragung di dunia ini, semata-mata dalam konteks jasmaniah.

 

Untuk mengurus kehidupan keluargamu, wahyu dari Tuhan adalah sangat penting. Kalau tidak, kamu berada di lautan dan menghilang. Yusuf hampir menyimpang dari rencana besar Tuhan! “Saya tidak akan mempunyai hubungan apapun dengannya lagi,” dia berkata kepada dirinya sendiri. Tuhan berkata, “Berhenti. Ketakutanmu tidak pada tempatnya. Jangan takut Yusuf, untuk menikahi tunangan kamu.”

 

Apakah kebenaran tentang kebanyakan dari kita? Kita keras kepala seperti anak keledai. Kita tidak berhenti tetapi terus bertarung melawan kehendak Tuhan. Apa gunanya bertarung melawan kehendak Tuhan? Tuhan mempunyai rencana tertinggi untuk kamu.

 

Jika kamu tidak siap untuk dibimbing oleh Tuhan, hidup kamu akan menjadi penuh dengan ketakutan. Jika kamu dibimbing oleh Tuhan, tidak akan ada ketakutan. Kita bisa menjadi sangat salah dalam keputusan-keputusan kita. Kecurigaan yang muncul sangat sering berasal dari hati yang jahat. Jika kamu menikahi perempuan yang suci dan kamu tidak dapat mempercayainya, itu berarti kamu sudah hidup dengan kepalsuan.

 

Apakah reaksi Yufus terhadap petunjuk Tuhan? Dia melanjutkan pernikahan itu dan dia tidak bersetubuh dengan Maria sampai kelahiran anak sulungnya. Menakjubkan! Haruskah karakter seperti Yusuf hanya terdapat dalam Alkitab? Tidak, orang-orang seperti itu harus ditemukan di tengah-tengah kita. Sudahkah wahyu Tuhan untuk manusia berhenti? Tidak. Tuhan ingin berbicara kepadamu. Dia ingin membimbing kamu ke dalam semua kebenaran. Dia ingin membebaskan kamu dari semua ketakutan dan kebingungan kamu. Dia ingin membawa kedamaian ke dalam rumahmu.

 

Tidak ada solusi manusia terhadap kebingungan Yusuf. Tidak ada siapapun yang dapat membimbing dia dengan baik. Wahyu diperlukan. Tanpa wahyu seseorang berada dalam kekacauan dan ketidakberesan. Apakah kamu akan membiarkan Tuhan berbicara kepadamu dan membawa kebingungan kamu yang tak ada akhirnya ke penghentian?”

 

-- Joshua Daniel

 

 

Uji Realitas

 

Karena begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

-- Yohanes 3:16

 

 

Juru Selamat Dunia

 

“Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.” (Lukas 2:34)

 

Yusuf dan istrinya Maria mengagumi hal-hal yang dikatakan tentang Dia. Satu persatu kejadian membawakan mereka wahyu baru atas bayi dan rasa tanggung jawab yang baru. Putra yang agung adalah tanggung jawab yang besar. Orang tuanya harus waspada dan memenuhi syarat secara kerohanian. Jangan berpikir bahwa orang tua ini menjadi pria dan wanita yang luar biasa dengan tiba-tiba. Banyak hal dilalui dengan latihan mereka. Sebuah rumah yang berkualitas demikian tidak bisa dibangun dengan tiba-tiba. Ambisi dan keinginan mereka menuju surga. Konstruksi masa muda mereka sangat berbeda. Jangan pikir kehidupan rumah Yesus sepertinya ia dibuat dengan tiba-tiba. Orang tuanya adalah orang-orang yang sederhana. Pertumbuhan dan hasil yang dicapai dalam kehidupan akan bergantung pada fondasi yang diletakkan pada masa-masa muda. Setelah masa muda yang ceroboh, kamu tidak dapat membangun rumah kerohanian. Saya kagum pada kesederhanaan dan keagungan Maria dan Yusuf! Betapa agung, mulia dan kudus kisah tentang rumah ini. Terdapat kekayaan yang luar biasa bagi umat Kristen dalam kisah ini.

 

Ada seorang pria bernama Simeon. Kita tidak mendengar tentangnya sebelum ini. Dia mestinya seorang pria yang pendiam. Dia adil dan taat. Selama 400 tahun tidak ada rasul di Israel. Pria ini mengharapkan suatu pemenuhan yang luar biasa akan Firman Tuhan. Setiap orang yang membaca Firman Tuhan dan bermeditasi atasnya akan mendapatkan sekilas ke dalam pemikiran Tuhan. Pengembangan kekuatan psikis membantu seseorang untuk membaca pikiran orang lain. Doa bukan hanya membantu kita membaca pikiran orang lain tetapi juga membaca pikiran Tuhan. Nubuat bukan lain tapi melihat ke dalam pikiran Tuhan. Ketika hati kamu dikuduskan dan kamu diisi dengan Firman Tuhan, kamu akan melihat dengan Tuhan ke masa depan. Kamu akan mempunyai atraksi kerohanian tertentu, yang akan menarik orang-orang kepadamu. Betapa suka citanya Simeon ketika dia menggandeng Yesus dalam lengannya. Kristus telah datang sebagai Juru Selamat pada dunia. Ia adalah terang yang menerangi orang-orang bukan Yahudi. Laki-laki tua ini bernubuat penderitaan yang ibu ini harus hadapi. Simeon kelihatannya melihat kesedihan Salib. Setelah pelayanan agung selama tiga setengah tahun Yesus digantung di Salib. Saya tidak tahu bagaimana ibu ini memikulnya.

 

Mempelajari Firman Tuhan akan memberikan kamu pengembangan rohani yang benar. Ada pengembangan rohani yang membawa kemuliaan pada diri sendiri. Waspadalah akannya! Hal seperti itu tidak terjadi pada mereka yang mempelajari Firman Tuhan. Simeon menunggu pada penyelamatan atas Israel. Kita harus berdoa dan berharap untuk memperkuat gereja. Gereja harus menjadi kuat dan efektif. Gereja-gereja kita harus berkembang dalam jalan yang benar dan menghasilkan umat-umat Tuhan yang hebat. Jangan berpikir hanya untuk dirimu sendiri. Kamu harus pertama mengukuhkan kehidupan kerohanianmu. Kemudian kamu harus mengharapkan Tuhan untuk melakukan hal-hal besar dalam gereja. Di mana saja kita berkhotbah, orang-orang mesti bersujud di hadapan Tuhan. Pribadi, keluarga dan gereja-gereja harus berpaling pada Tuhan.

 

Simeon datang dengan Roh tepatnya ketika Yesus masuk ke dalam bait Tuhan. Itulah caranya Roh membimbing. Kehidupan rohani adalah kehidupan istimewa. Dunia ini lapar akan orang-orang yang bisa bernubuat. Ketika kamu bernubuat, orang-orang akan menyembah Tuhan. Mereka akan mengetahui bahwa Tuhan bersabda melalui kamu. Ketika kamu bertumbuh dalam kehidupan rohani dan dalam kehiduapan doa kamu, Tuhan akan memberikan kamu kekuatan yang demikian sehingga orang-orang akan yakin bahkan ketika mereka menghampiri tempat di mana kamu tinggal. Kamu akan diisi dengan kekuatan yang bersifat Ketuhanan. Simeon diisi oleh Roh Tuhan. Nubuat dia digunakan untuk memperkuat iman sebuah keluarga yang tidak dapat memahami kejadian-kejadian yang datang begitu cepatnya dan begitu luar biasanya ke dalam kehidupan mereka. Kualitas dari kehidupan rohani kamu harus pada tingkat yang sangat tinggi.

 

-- Almarhum Bapak N. Daniel

 

 

Semua Kebutuhanmu

Seorang wanita di London suatu hari pergi ke stasiun Paddington untuk mengucapkan selamat tinggal kepada seorang teman yang akan meninggalkan kota tersebut. Setelah kereta bergerak, wanita itu kemudian berlanjut menuju ke rumah. Dia menaiki bus, dan sesaat kemudian, konduktor bus mengutip ongkos. Terkejut, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan dompetnya. Konduktor itu mengisyaratkan bahwa dia lebih baik turun.

 

Pagi yang panas. Dia masih jauh dari rumahnya. Apa yang harus dia lakukan? Masuk ke Hyde Park, dia duduk di atas sebuah tempat duduk. Dia berada dalam keadaan yang canggung, tetapi – ada Tuhan! Dia akan memberitahukan Dia tentangnya!

 

Membuka Perjanjian Baru seukuran saku yang dia bawa dalam tas tangannya, dia membaca Filipi 4:19: “Tuhanku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.”

 

‘Kebutuhan’ dia pada saat itu adalah enam sen. Dia menutup matanya, dan dalam Nama Yesus menuntut janji itu; tiba-tiba dia mendapat keyakinan bahwa kebutuhan dia akan dipenuhi. Bagaimana, dia tidak tahu, dan itu tidak masalah – Tuhan mengetahuinya!

 

Dia mulai menjejaki huruf-huruf pada kerikil-kerikil dengan payungnya. Dia menjejaki teks, “God is love (Tuhan adalah kasih).” Sewaktu dia menulis huruf terakhir ‘e’, ujung payungnya menunjuk pada koin enam sen! Hatinya berdebar keras! Kebutuhannya terpenuhi! Dan dia menundukkan kepalanya dan berterimakasih kepada tuhan.

 

Dia bangkit dan segera menaiki bus. Ketika konduktor bus meminta ongkosnya, dia memberikan dia enam sen. Konduktor itu memperhatikannya dengan teliti.

 

“Baiklah, “dia menjelaskan, “Ia terkubur di tanah. Saya kehilangan dompet saya dan memerlukan enam sen untuk membawa saya pulang ke rumah. Saya meminta pada Bapa di Surga untuk mengirimkannya pada saya, dan Dia mengabulkannya. Saat itu saya sedang menulis di kerikil-kerikil di Hyde park, Tuhan adalah kasih, dan payung saya menunjuk pada koin ini.”

 

Konduktor bus itu kelihatan takjub. “Saya juga berharap, “dia berkata, “Tuhan akan menjawab saya seperti ini! Tetapi! Saya bukan seperti saya yang dulu, saya tidak pergi ke gereja manapun pada hari Minggu sekarang. Saya dulu menyanyi di paduan suara kapel di rumah. Saya sudah menikah sekarang dan kami menghabiskan hari Minggu di taman.”

 

“Oh,” jawab wanita itu, “datanglah kembali pada Tuhan. Jadilah benar dengan Dia. Tuhan adalah kasih.”

 

Tidak ada waktu lagi untuk berbicara lebih lanjut. Ketika bus itu mendekati tempat di mana wanita itu akan turun, dia berbisik pada konduktor itu ketika dia berjalan ke pintu keluar “Jadilah benar dengan Tuhan. Saya akan berdoa untukmu.” Dia menepati janjinya dan berdoa setiap hari untuk konduktor itu dan istrinya.

 

Suatu pagi, sekitar tiga minggu kemudian, wanita itu pergi ke Kilburn dengan bus. Dia menyerahkan konduktor bus ongkosnya, tanpa melihat kepadanya.

 

“Permisi ibu,” dia berkata, “apakah anda wanita yang telah berdoa untuk saya?”

 

Sebentar saja, dia mengenali konduktor itu. “ Ya,” dia menjawab.

 

‘Oh,” dia berkata, “Saya senang bertemu anda. Saya tidak lupa pada ceritamu tentang enam sen. Lebih dari itu, saya telah menjadi benar dengan Tuhan dan istri saya sekarang telah bertobat (converted). Kami telah membawa putra kecil kami ke kapel dan mendedikasikan dia kepada Tuhan.:

 

Dia memberitahukan berita baik itu dengan suka cita yang begitu nyata sehingga hati wanita itu dipenuhi dengan rasa puji syukur pada Tuhan.

 

-- Pilihan

 

 

Hadiah Kehidupan

 

Pada tahun 1910, sebuah wabah yang mengerikan melanda negara Cekoslovakia selama musim Natal. Ia adalah penyakit difteri (penyakit tenggorokan), dan ia menghancurkan desa kecil Velky Slavhov di Ceko. Hampir setengah desa itu terserang penyakit menular itu, dan kebanyakan korbannya berumur di bawah sepuluh tahun. Bilamana saja seorang anggota dari sebuah keluarga memperlihatkan gejala-gejala, tanda ‘X’ yang besar akan dicat di tiang pintu rumah sebagai peringatan bahwa ia telah dikarantina.

 

Ada tanda ‘X’ dicat pada tiang pintu rumah Jano dan Suzanna Boratkova. Dalam masa kurang dari seminggu, pasangan muda itu, orang tua dari tiga orang anak, menjadi tidak beranak. Anak sulung mereka, seorang putri yang berumur lima tahun, adalah yang pertama meninggalkan mereka. Dan bahkan sewaktu Jano bekerja di gubuk kayu, membuat peti jenazah untuk putrinya, kedua orang putranya juga dalam keadaan akan meninggal.

 

Sewaktu kedua putranya menghempaskan nafas terakhir mereka, Suzanna menangis dengan sangat memilukan. Dia membersihkan dan membalut kedua putranya untuk yang terakhir kalinya dan dengan hati-hati membaringkan mereka ke dalam peti jenazah buatan tangan dari pohon cemara. Dia dan Jano mengangkat peti-peti itu ke atas kereta kuda dan memulai perjalanan lamban melalui udara dingin bulan Desember yang menggigit dan salju yang setinggi kaki menuju ke kuburan. Mereka melewati rumah-rumah yang ditandai dengan “X”, tetapi mereka tidak mempunyai tenaga untuk menyampaikan belasungkawa maupun semangat. Mereka terlalu berkabung dalam kesedihan mereka sendiri.

 

Pasangan muda itu meletakkan anak-anak mereka dalam kuburan–kuburan yang baru digali dan bergumul sewaktu mengucapkan Doa Bapa Kami. Kemudian mereka berjalan dengan lesu ke kereta kuda dan kembali ke rumah. Tidak ada siapapun di sana yang menjumpai mereka. Ia terlalu bahaya, karena rumah mereka dikarantina. Ia menakutkan, makam kecil yang gelap. Sepatu-sepatu kecil kulit berwarna coklat yang bertumit tinggi masih berbaris di perapian kayu, seperti biasanya sepatu-sepatu itu berada ketika anak-anak masih di tempat tidur. Tetapi sekarang tempat-tempat tidur itu kosong, rumah itu dingin, bayangan surut dan dingin.

 

Jano sendiri sakit. ‘Saya tidak akan melihat hari Natal yang lain,” dia berkata, mendesis dan batuk. “Saya pikir saya tidak akan sempat melihat Tahun Baru juga.” Dia mendorong sup dan roti, karena terlalu susah untuk dia menelannya. Difteri itu telah menjerat di sekitar lehernya, tidak memperkenankan baik makanan maupun udara yang cukup untuk mempertahankan dia. Suzanna mengumpulkan beberapa ranting kering dan menyalakan api untuk malam itu, pasti suaminya akan segera meninggal. Salju mulai turun lagi, dan dia berhenti sejenak memandang keluar melalui jendela. Pikirannya menuju ke ayat Alkitab – Mazmur 121:1-2, “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.”

 

Tiba-tiba dia melihat seseorang menghampiri, seorang petani wanita berjalan melalui salju, sehelai selendang tebal wol merah dan ungu menutup bahu bungkuknya. Sehelai kain kepala membaluti kepalanya, dan rok panjangnya berupa jahitan kain perca katun dan linen yang terang. Pada satu tangan, dia memegang sebuah kendi yang berisi cairan jernih. Dia menghampiri rumah itu dan mengetuk pintu.

 

Suzanna dengan berhati-hati membuka pintu. “Kami mempunyai wabah di rumah kami,” dia berkata, “dan suami saya sedang demam saat ini.” Wanita tua itu mengangguk dan bertanya apakah dia boleh masuk ke dalam. Dia menyerahkan kendi kecilnya. “Ambil sehelai kain linen putih yang bersih, dan balutkan di sekitar jarimu, “katanya. “Celupkan jarimu ke dalam minyak tanah murni ini dan seka tenggorokan suamimu, dan kemudian minumkan dia satu sendok makan minyak ini. Ini akan membuat dia muntah selaput lendir yang mematikan itu. Kalau tidak, dia pasti akan sesak nafas. Saya akan mendoakan kamu dan keluarga kamu.”

 

Kemudian, meninggalkan obat tradisionalnya untuk penyakit difteri, dia pergi. Suzanna mengikuti petunjuk wanita itu, dan pada awal pagi Natal, Jano memuntahkan dahak yang mematikan itu. Demannya berhenti, dan Suzanna mempunyai sekerlip harapan. Tidak ada hadiah-hadiah di bawah pohon pada tahun itu, tetapi seorang wanita tua dengan sekendi minyaknya adalah hadiah kehidupan. Jano sembuh, pada waktunya. Tuhan memberikan pasangan itu lebih banyak anak lagi. Pada tahun 1920 Jano dan Suzanna beremigrasi ke Amerika dengan delapan orang anak, termasuk sepasang kembar tiga dan dua pasang kembar dua.

 

Ia merupakan kisah yang telah diturunkan melalui generasi ke generasi keluarga itu, petani wanita kecil itu yang datang pada malam Natal membawa hadiah kehidupan. Yesus, juga, datang pada hari Natal membawa hadiah kehidupan bagi orang-orang yang tidak ada harapan, yang sedang sekarat. Dia datang untuk orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi. Dia datang untuk kamu dan saya.

 

-- Pilihan

 

 

Rahib Tua

 

Corrie Ten Boom biasa menceritakan kisah tentang seorang rahib tua yang bernyanyi sebuah lagu Natal pada setiap malam Natal untuk rekan-rekannya di biara dan untuk para pengunjung yang datang dari desa untuk pelayanan istimewa itu. Suaranya sangat sember, tetapi dia mengasihi Tuhan dan menyanyi dari hatinya. Satu tahun direktur dari biara itu berkata, “Maaf, Saudara Don, kami tidak akan memerlukan anda Natal ini. Kami mempunyai rahib baru yang mempunyai suara yang indah.”

 

Rahib baru itu memang menyanyi dengan indah, dan setiap orang bahagia. Tetapi malam itu malaikat mendatangi direktur itu dan berkata, “Mengapa kamu tidak mempunyai lagu malam Natal?”

 

Direktur itu terkejut. “Kami menyanyikan sebuah lagu yang indah,” jawabnya. “Tidakkah engkau mendengarnya?”

 

Malaikat itu menggelengkan kepalanya dengan sedih. “Ia mungkin mengilhami bagi kamu, tetapi kami tidak mendengarnya di surga.”

 

“Kamu lihat,” Corrie berkata, “rahib tua dengan suara parau itu mempunyai hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus, tetapi rahib muda itu bernyanyi untuk manfaat dia sendiri, bukan untuk Tuhan.”

 

 

-- Pilihan

 

 

Palungan Timur

 

Geoffrey T. Bull, seorang misionaris Inggris yang pergi ke Tibet, kedinginan, kelelahan dan kelaparan. Dia telah ditangkap oleh Komunis diikuti dengan pengambilalihan mereka pada tahun 1949, dan masa depan dia suram. Penawan dia mengemudikan dia siang dan malam hari melewati pegunungan yang beku sampai dia putus asa akan hidup. Pada suatu sore, dia semponyongan ke sebuah desa kecil di mana dia diberikan sebuah kamar di atas, disapu bersih dan dihangatkan dengan sebuah perapian besi batu bara.

 

Setelah makan malam yang sangat sedikit, dia dikirim ke bawah untuk memberi makan kuda-kuda. Begitu gelap dan dingin. Dia merangkak turun batang pohon yang bertakik dan menemukan dirinya dalam kegelapan yang sangat. Sepatu bot dia tertanam dalam pupuk dan jerami di lantai. Bau busuk hewan-hewan menyebabkan mual. Kuda-kuda meringkik dengan letih, ekor-ekor terkulai, tapi misionaris itu beresiko disepak kapan saja. Geoffrey, kedinginan, keletihan, kesepian, dan sakit, mulai merasa simpati pada diri sendiri.

 

“Kemudian seraya dia berlanjut meraba-raba jalannya di dalam kegelapan,“ dia kemudian menulis, “tiba-tiba terbesit di pikiran saya. Hari apa hari ini? Saya berpikir sesaat. Dalam perjalanan, hari-hari telah menjadi sedikit kacau dalam ingatan saya. Tiba-tiba ia muncul kepada saya. ‘Malam Natal.’ Saya berdiri tiba-tiba masih dalam palungan Timur itu. Memikirkan bahwa Juru Selamat saya dilahirkan di tempat seperti ini. Memikirkan bahwa Dia datang dari surga ke kandang kuda timur yang buruk, dan yang lebih penting adalah memikirkan bahwa Dia datang untuk saya! Bagaimana orang-orang memperindah salib dan tempat tidur bayi tersebut, seolah-olah menyembunyikan fakta bahwa pada saat kelahiran kita menyerahkan Dia kepada bau busuk hewan-hewan dan pada saat kematian kita mempermalukan Dia kepada aib penyamun-penyamun.

 

“Saya kembali ke kamar yang hangat dan bersih yang saya nikmati bahkan sebagai seorang tawanan, menunduk untuk rasa syukur dan beribadah.”

 

 -- Pilihan

 

 

 

Laporan berkala ini dicetak enam kali dalam setahun oleh the Laymen’s Evangelical Fellowship International. Ia dicetak dan didistribusikan di Amerika, Inggris, Jerman, Singapore, Canada, dan Australia dan disokong oleh hadiah-hadiah pemberian sukarelawan dari kalangan orang-orang muda. Untuk mendapat langganan gratis atau untuk pertanyaan-pertanyaan lainnya, silahkan hubungi alamat-alamat dibawah ini. Fellowship ini adalah sebuah misionaris antar sekte dan kelompok berdoa yang bekerja untuk kebangkitan di dalam gereja-gereja dan di antara murid-murid di dalam beberapa Negara. Kami mengundang setiap orang awam untuk menjadi sekutu Tuhan dalam mengubah sudut dunianya. Kami melatih umat-umat dalam kerja pengabaran Injil dan menjadi penyokong misionaris itu sendiri.

 

INDONESIA : e-mail : civindonesia@gmail.com

SINGAPURA : P.O. Box 320, PSA Building Post Office, Singapore 911141. Tel : (65) 63562724 (Sam), 65709244 (Enoch), email: vsamuel1977@gmail.com

MALAYSIA : P.O.Box 236, Jalan Kelang Lama, 58700 Kuala Lumpur, West Malaysia. Tel : (60) 12 3968978 (James / Amber), email: bebooks@tm.net.my

PENANG : 23, Jalan Tempua, Taman Golden Jade, 14300 Nibong Tebal, Seberang Prai Selatan, Pulau Pinang, West Malaysia. Tel : (60) 19 4493115 (Ong)

AMERIKA : P.O. Box 14, South Lyon, Michigan 48178. Tel : (248) 446 3080

CANADA : P.O. Box 31002, Windsor, Ontario N9G 2Y2. Tel : (519) 966 4603

AUSTRALIA : P.O. Box 24, Tuart Hill, Perth, West Australia 6939. Tel : (61) 9 345 3739

INGGRIS: P.O. Box 737 London SW2 4XT, Tel : (020) 867 76909

IRLANDIA: P.O. Box 18 Cavan Co. Cavan

INDIA: 9B Nungambakkam High Rd. Chennai 600034, Tel : (91) 44 2827 2393

INTERNET: http://lefi.org

EMAIL: post@lefi.org

 

 

SILAHKAN BAGIKAN INI KEPADA TEMAN